Anak Mendaki Orang Tua Membekali
Judul Buku : #Parents Learn; Biarkan Anak Bertanya
Penulis :
Munif Chatib
Penerbit :
Penerbit Kaifa, PT Mizan Pustaka
Cetakan :
Cetakan 1, Januari 2016
ISBN :
978-602-0851-38-9
#Parents
Learn; Biarkan Anak Bertanya buku terbaru Munif Chatib yang disajikan dengan
sederhana dan istimewa. Buku ini bergambar dan bisa langsung gampang diserap
otak, 30 menit baca pun selesai.
Buku
ini berisi lima sub bab; Guru Kehidupan, Orang-tuanya Manusia , Usia Emas, Masa
Remaja dan Belajarnya Manusia. Untuk kita yang memiliki anak, mempunyai siswa
atau murid kita bayangkan mereka harus mendaki gunung terjal, melakukan
pendakian di abad ke-21. Dibutuhkan kaki yang kuat untuk mendaki dan sebagai
orang-tua tugas kita ialah membekali. Kalau di sekolahan mereka memiliki guru,
di rumah mereka memiliki ayah dan ibu. Saat orangtua dan guru sudah menjadi
sahabat sejati, ketika dalam pendakian mereka memiliki masalah, misalnya jatuh,
kakinya harus bertahan agar tegak berdiri hingga puncak.
Guru
Kehidupan: Anak kecil mengajari kita untuk tidak cinta dunia.
"Anak
kecil itu suka membangun atau membuat sesuatu, misalnya menyusun balok, membuat
rumah-rumahan dan lain-lain. Namin mereka dengan cepat merusaknya. Tidak ada
rasa sayang kepada benda yang bau saja disusunnya. Itulah pelajaran bagi kita,
tidak boleh diperbudak dunia. Dan yang kekal itu hanyalah Allah SWT."
(Halaman 5)
Inti
dari sub bab ini bahwa orang dewasa harus belajar dari anak kecil, fitrah
ilahiyahnya anak kecil belum terkotori kenapa itu mereka bebas dari dosa.
Mengapa anak kecil suka main tanah, mengapa anak kecil suka lari-lari, kenapa
ia suka menangis semua ada di sini.
"Orangtua
terkadang marah kepada anak kecilnya yang sering main tanah. Khawatir kotor.
Padahal, fitrah suci anak kecil mengabarkan kepada kita bahwa jangan lupa, kita
berasal dari tana dan akan kembali lagi ke tanah. Main tanah adalah peringatan
anak tanpa dosa tentang akhir perjalanan dunia." (Halaman 10)
Orangtuanya
Manusia: Di sub bab ini lebih ditekankan kepada membangun konsep diri agar anak
selalu berpikiran positif. Anak usia dini harus diberi banyak kasih sayang,
kelembutann dan berikan apresiasi pada perkembangan akan kemampuannya. Saat
bakat anak kita sama dengan orang tuanya ialah hal yan wajar, namun jika bakat
itu berbeda jangan lantas memaksakan kehendak kita sebagai orangtua.
"Ketika
orangtua kesulitan menjawab pertanyaan naknya, kenapa langit itu biru? Jawablah
dengan imajinasi yang seru. Anak usia dini suka dengan imajinasi. Mereka sangat
ingin tahu segala hal dan orangtua harus memiliki metode agar rasa ingin tahu
anak terpenuhi.
Dan
di sub bab lanjutan Usia emas 0-8 tahun ibarat sebuah fondasi bangunan, dimana
fondasi tersebut harus tersusun dengan bahan yang baik, anyaman yang kuat,
supaya setinggi apa pun yang ada di atasnya nanti akan tetap berdiri kukuh
meskki tergoncang angin dan tidak roboh terkena gempa. Fondasi tersebut adalah
usa anak 0-8 tahun, kemudian bangunannya usia anak setelahnya.
Sub
Bab Masa Remaja dan Belajarnya Manusia, berisi tentang fase pueral (tidak mau
dikatakan lagi anak-anak, namun tidak juga mau dibilang dewasa), masa pencarian
identitas, penyelesaian masalah dan lain-lain. Jangan sampai ada generasi yang
blank. Generasi blank adalah anak-anak kita yang tidak memiliki figur untuk
diteladani. Baik di rumah maupun di sekolahnya. Generasi blank ini sangat
berbahaya, karena generasi ini mempunyai paradigma di mana kehidupanya bebas
mutlak tanpa adanya aturan. Jadilah
teladan
yang baik untuk mereka agar anak-anak tidak terjerumus menjadi generasi blank.
Ada
lagi pembahasan soal Multiple
Intelligences. Multiple Intelligences ialah kecerdasaan bahasa, gambar,
angka, gerak bergaul, music, diri dan alam. Dari ke delapan kecerdasan tersebut
ada yang dominan dan tidak. Lewat kecerdasan yang dominan, maka informasi akan
mudah diserap oleh otak, sementara kecerdasan yang tidak dominan sulit dipahami
informasinya oleh otak. Maka kita sebagai orangtua harus bisa mengenali Multiple Intelligences.
Orangtua
dan guru harus hadir menjadi figur yang benar-benar menjadi teladan yang bisa
menyejukkan, dimana mereka ingin diakui kemampuannya. Buku ini benar-benar
mengajari kita memperhatikan proses belajar anak, agar kebiasaan yang nantinya
mereka lakukan bermanfaat untuk diri dan orang banyak.
Anak-anak suka nanya ya, ini yang bikin ortu jadi keder kalo mau jawab pertanyaan kayak tentang sains gitu. Belum tentu ortu bisa jawab. Kalo dijelaskan make imajinasi jadinya dongeng yang seru :D
BalasHapusnggak kebayang juga sokben aku kudu jawab kayak piye :D
Hapus