Buku Anak Fabel 34 Provinsi Papua : Ekidna Kecil Belajar Mandiri
Buku Anak Fabel 34 Provinsi Papua Ekidna Kecil
Belajar Mandiri - Selamat pagi! Semoga harimu bahagia selalu ya teman-teman.
Hari ini saya mau mereview buku Fabel 34 Provinsi, dari Provinsi Papua dengan
judul, 'Ekidna Kecil Belajar Mandiri'. Yang ditulis oleh Mbak Dian Kristiani,
dan ilustratornya adalah Veronica Winata.
Sebagai pengantar, Ekidna ini hewan mamalia tetapi
anehnya ia bertelur. Memiliki nama latin Tachyglossus aculeatus yang tergolong
famili Tachyglossidae. Telur yang keluar biasanya langsung Ekidna taruh di
dalam kantung perutnya, ia akan bertelur pada hari ke sepuluh. Dan bayi ekidna
ini akan tinggal di kantung 40-50 hari. Barulah ekidna akan dipindah dan
dibangunkan rumah di sebuah lubang. Nah, buku ini akan mengajarkan Ekidna kecil
yang sedang bertumbuh dan belajar mandiri.
Ekidna Kecil Belajar Mandiri
Judul : Ekidna
Kecil Belajar Mandiri
Penulis : Dian Kristiani
Ilustrator : Veronica
Winata
Penerbit : Bhuana Ilmu
Populer
Tanggal Rilis : 29 September
2020
Media Baca : Gramedia Digital
Jumlah Halaman : 36 Halaman
Harga : Rp31.900
Sinopsis Buku Anak Fabel 34 Provinsi Papua Ekidna Kecil Belajar Mandiri
Ekidna Kecil sangat senang tinggal di dalam kantung ibunya. Baginya,
kantung Ibu sangatlah nyaman! Dengan Ibu, Ekidna tidak takut kelaparan karena
dia bisa menyusu pada ibunya. Namun, saat berjalan di hutan, Ibu Ekidna
meletakkan Ekidna Kecil di dalam sebuah lubang. Bagaimana kisah Ekidna Kecil
Selanjutnya, ya?
Fabel 34 Provinsi terdiri dari 34 judul dengan tokoh binatang endemik
dari seluruh provinsi di Indonesia.
Terdapat fakta unik di masing-masing akhir cerita.
Review Fabel Ekidna Kecil Belajar Mandiri
Ibu Ekidna merasa bahagia sekali. Ia bertelur hati
ini, dan dengan hati-hati meletakan telur tersebut di dalam kantung perutnya.
Pada hari kesepuluh, ekidna kecil lahir ke dunia. Telur itu menetas, dan
langsung memandang wajah ibu Ekidna. Di dalam kantung perut ibu, ekidna bayi
dengan lahap menyusu.
Ekidna kecil tumbuh dengan gemuk, ia merasa nyaman
berada di kantung ibu. Ia betah berada di dalamnya. Ibu ekidna sangat
melindungi bayinya. Ibu Ekidna selalu mengajak ekidna bayi bercakap-cakap.
Sroor ...
sroot ...
Ibu Ekidnya sedang memakan sesuatu dari kayu yang lapuk. Ekidna bayi pun
penasaran.
"Ibu sedang apa?" tanyanya kepada ibu.
"Ibu sedang meakan rayap dari kayu lapuk ini,
Nak."
Ekidna kecil yang penasaran ingin juga mencobanya.
Tapi ibu belum mmebolehkannya, karena ekidna kecil belum boleh memkan.
Suatu hari ibu Ekidna membawa ekidna kecil
berjalan-jalan ke hutan. Gerakan tubuh ibu membuat ekidna kecil bergoyang, dan
penasaran apa yang terjadi. Ibu Ekidna menggendong Ekidna kecil, keluar dari
kantung perutnya.
"Aduh, silau!" teriak Ekidna kecil.
"Hahaha ... Nah, ini Ibu sudah menggali lubang
untukmu. Sekarang, kamu tinggal di sini," katanya ibu Ekidna.
Ekidna kecil terkejud, Ia tidak mau tinggal
sendirian di sebuah lubang. EKidna kecil tidak mau, ia meronta, dan menangis.
Ibu memeluknya hangat. Dan berjanji akan datang menegok, apabila waktu menyusui
tiba. Ekidna tidak mau ditinggal, ia masih saja menangis.
Ibu Ekidna pun pergi, meski dengan berat hati ia
meninggalkan. Ibu berpesan kepada Ekidna, untuk belajar mandiri karena sudah
besar. Ekidna kecil mengira ibu sudah tidak sayang lagi kepada dirinya.
Beberapa hari setelahnya, ibu Ekidna datang untuk
menyusui. Tetapi Ekidna kecil tidak mau keluar, ia marah dan tidak mau menyusu.
Ibu Ekidna terus memanggil, tapi tidak juga ekidna kecil keluar lubang. Ibu
Ekidna putus asa, tapi berjanji besok akan datang lagi untuk menyusui.
Apa yang terjadi di dalam lubang?
Ekidna kecil merasa perutnya keroncongan. Tetapi ia
hanya diam. Ia berusaha bertahan hhidup, dia mencoba memakan serangga kecil di
sekitarnya. Karena rambutnya belum tumbuh banyak, seperti ekidna dewasa
tubuhnya sakit karena digigit serangga. Ia akhirnya jatuh sakit.
Ibu Ekidna yang datang untuk menyusui memanggil
Ekidna kecil. Awalnya dia tidak mau datang, tetapi ia sudah lemah. Ibu ekidna
pun terkejut melihat ekidna kecil sakit. Ia menyusui ekidna dan memasukannya
ked alam kantung perutnya. Karena ekidna sudah semakin besar, kantung perut ibu
pun sesak. Meski begitu Ekidna kecil tetap suka. Ekidna yang merasa nyaman,
tertidur. Ibu Ekidna, menggendong dan menaruh ekidna kecil ke dalam lubang.
"Ibu, mengapa aku ditaruh di sini? Apa ibu
sudah tidak meyayangiku lagi?" Ekidna kecil terbangun. Lantas ibu
membelainya lembut. Dan menjelaskan mengapa Ekidna kecil harus tinggal di dalam
lubang. Tapi bagaimana kalau Ekidna rindu ibu? Ibu akan selalu datang untuk
menyusuimu.
Benar saja, janji ibu selalu ditepati. Setelah
menyusui, ibu juga mengajak ekidna kecil jalan-jalan. Dan juga mengajari ekidna
untuk makan. Bagaimana membuka kayu yang lapuk, dan menemukan makanan di sarang
rayap.
"Kelak jika sudah dewasa, kamu juga harus bisa
melakukan ini," ujar ibu Ekidna.
Hari berganti, bulan berganti, dan Ekidna kecil
semakin tumbuh besar. Ia sungguh lincah membuka batang kayu, ia pun pandai
menggali mencari mangsa. Ibu memuji kemampuan ekidna kecil yang sudah lihati.
Dan ibu memberitahu bahwa ekidna tidak lagi boleh menyusu. Ekidna merasa kesal,
ia masih ingin menyusu.
Ibu Ekidna meraih tangan ekidna kecil, dan memasukan
tangan itu ke dalam pertu ibu. Ia merasakan sesuatu dengan bentuk yang lonjon
berbulu. Halus sekali. Ia takjub. Apakah itu? Temukan jawabannya di buku Fabel
34 Provinsi Papua : Ekidna Kecil Belajar Mandiri.
Apa yang bisa dipelajari dari kisah di buku Ekidna Kecil Belajar Mandiri?
- Anak-anak akan belajar mengenal hewan yang bernama Ekidna
- Dari Ekidna kecil, anak-anak akan belajar mandiri. Mengapa tidak lagi tinggal di kantung perut ibu, karena ia bertumbuh dan terus bertumbuh.
- Anak-anak akan belajar mengenal apa yang Ekidna makan
- Anak-anak akan belajar, bagaimana merasakan emosi marah, kesal, sayang, dan rindu kepada ibu. Dan lain sebagianya. Jadi selamat membaca buku Fabel 34 Provinsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar