Review Buku Kita dalam Tumpukan Kata
Review Buku Kita dalam Tumpukan Kata - Selamat pagi menjelang siang. Allhamdulillah
akhirnya menamatkan satu bacaan di bulan Juni, buku dengan judul Kita dalam
Tumpukan Kata. Ditulis oleh nama pena Sesakata, tanpa tahu nama aslinya siapa?
Dan bukunya diterbitkan oleh Elex Media Komputindo.
Detail Buku Kita dalam Tumpukan Kata
Judul : Kita dalam Tumpukan Kata
Penulis : Sesakata
Penerbit : Elex Media Komputindo
Tanggal
Rilis : 10 Juni 2021
Media
Baca : Gramedia Digital
Jumlah
Halaman : 116 Halaman
Harga : Rp85.000
Sinopsis Buku Kita dalam Tumpukan Kata
Untuk yang
tersesat dan ingin ditemukan
Yang
hilang dan ingin digantikan
Dan untuk
kamu
Yang jatuh
dan ingin dibangkitkan lagi
Review Kita dalam Tumpukan Kata
Ada
beberapa sub bab yang dibagikan dalam buku Kita dalam Tumpukan Kata, seperti:
luka dan mala bencana, lila rela, renata terlahir kembali, dan memoar catatan
kenangan.
Masing-masing
sub bab tersebut menawarkan puisi yang enak dibaca, dan kadang saya merasa 'iya
bener nih', 'astaga nggak kepikiran', yang membuat saya salut kepada penulis.
Unek-unek di hati bisa menjadi tulisan satu buku.
Bab
1 membahas luka, dan mala yang berarti bencana. Demikian salah satu puisi
pendeknya.
Jangan salahkan ia yang mati
sudah dari awal
dia memilih untuk pergi
tak peduli
berapa kali kau memanggil,
dia tak aakn
pernah kembali
(Halaman
6)
Bisa
diambil kesimpulan kan? Cerita ini membawa pesan sebuah kepergian, kematian,
dan seseorang yang tidak bisa kembali lagi.
Sub
bab 2 membahas tentang lila atau rela. Puisi pendek yang tertulis di dalamnya
demikian :
Kali ini,
tentang airmata
yang berhenti,
mendamba yang
memilih pergi,
dan hati yang belajar
mengikhlaskan diri.
(Halaman
37)
Lagi-lagi
sub bab lila, membahas tentang kepergian. Di mana kisah ini kebanyakan memang
berisi sebuah kepergian seseorang. Entah karena cinta, atau tersebab hal yang
lain. Masing-masing pembaca bisa mendefinisikannya, berbeda-beda.
Jumlah
halamannya hanya 116 halaman, dengan beberapa puisi pendek. Jadi bisa
diselesaikan dengan sekali duduk, tidak membutuhkan waktu lama. Ibarat kita
lagi makan camilan, ini bisa dinikmati kapan aja.
Tidak
lupa sang penulis juga mengucapkan terima kasih lho, kepada orang yang tidak
pernah kembali dan singgah di hatinya lagi. Sehingga ia tidak perlu jatuh
berkali-kali. Yang suka puisi pendek, pasti kebawa baper loh tiap kali baca
puisi ini. Isi di dalam buku berwarna, tidak polos putih biasa dan disertai
coretan ilustrasi sederhana.
Buku
Kita dalam Tumpukan Kata ini bisa jadi
rekomendasi buat yang suka baca puisi nih, dan suka membaca kalimat-kalimat
pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar